Makalah 10 Kisah Sukses Wirausahawan


KISAH SUKSES WIRAUSAHAWAN
TUGAS
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.


Nganjuk, 12 November 2019


Penulis














DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A.    Latar Belakang.........................................................................................1
B.     Tujuan......................................................................................................1
C.     Metode Pengambilan Data.......................................................................1
1.1  Sikap dan Perilaku Wirausahawan..........................................................2
1.2  Keberhasilan dan Kegagalan Wirausahawan..........................................4
BAB II Kisah Sukses Wirausahawan..............................................................5
1.      Rangga Umara.........................................................................................5
2.      Agus Pramono.........................................................................................7
3.      Chairul Tanjung......................................................................................8
4.      Elang Gumilang......................................................................................11
5.      Susi Pudjiastuti.......................................................................................13
6.      Sukyanti Nugroho..................................................................................14
7.      Frank Wang............................................................................................15
8.      Lanny Siswadi........................................................................................16
9.      Achmad Zaky.........................................................................................18
10.  Gibran Rakabuming...............................................................................21
BAB III PENUTUP.........................................................................................22
3.1 Kesimpulan.....................................................................................22
3.2 Saran...............................................................................................22









BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berwirausaha merupakan salah satu cara sesorang untuk bekerja dan menitih karir untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Dengan berwirausaha dapat pula membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang yang membutuhkan atau sedang mencari sebuah pekerjaan, selain itu dapat membantu tugas pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan pengangguran negeri ini. Kendati Indonesia dinyatakan masih banyak membutuhkan wirausahawan baru.
            Fenomena banyaknya pengangguran ini tidak hanya orang-orang dewasa atau tua yang beraniuntuk memulai bisnis mereka, sekarang banyak terlihat generasi muda yang sudah berani melangkah ntuk memulai usaha merekan dan tidak sedikit pula yang dapat meraih kesuksesan di usia muda.
Mereka telah berpikir untuk mendapatkan keuntungan sendiri tanpa harus bekerja untuk orang lain. Dengan banyaknya wirausahawan baru tanpa sadar dapat mengurangi jumlah pengangguran di masyarakat. Penduduk Indonesia pun tidak asing dengan namanya wirausaha atau wirausahawan sebagai pelaku. Tidak sedikit pula masyarakat yang mulai menjadi wirausahawan tanpa harus menggantungkan hidup mereka pada orang lain dengan sebagai karyawan swasta maupun negeri. 
B.     Tujuan
Adapun untuk tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui perjalanan wirausahawan sukses.
2.      Mengetahui biodata wirausahawan tersebut.

C.    Metode Pengembalian Data
Data penulisan makalah ini dilakukan dengan mengambil data melalui browsing dari internet.





1.1  Sikap dan Perilaku Wirausahawan
a. Sikap Wirausahawan
1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.
2. Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif.
3.  Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat.
4.  Mampu berkarya dengan semangat kemandirian.
5.  Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis  dan berani mengambil resiko.
b.  Perilaku Wirausahawan
1).  Memiliki rasa percaya diri
a). Teguh pendiriannya.
b). Tidak tergantung pada orang lain.
c). Berkepribadian yang baik.
d). Optimis terhadap pekerjaannya.
2).  Berorientasi pada tugas dan hasil
a). Haus akan prestasi.
b). Berorientasi pada laba atau hasil.
c). Ketekunan dan ketabahan.
d). Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi, dan kerja keras.
3).  Pengambil resiko
a). Enerjik dan berinisiatif.
b). Kemampuan mengambil resiko.
c). Suka pada tantangan.
4). Kepemimpinan
a). Bertingkah laku sebagai pemimpin.
b). Dapat menanggapi saran-saran dan kritik.
c). Dapat bergaul dengan orang lain.
5). Keorisinilan
a). Inovatif, kreatif, dan fleksibel.
b). Serba bisa dan mengetahui berbagai hal.
c). Mempunyai banyak sumber kemampuan.
6). Berorientasi ke masa depan
a). Memiliki pandangan ke masa depan.
b). Optimis memandang masa depan.
























1.2 Keberhasilan dan Kegagalan Wirausahawan
a. Keberhasilan Wirausaha
Keberhasilan wirausaha biasanya erat kaitannya dengan hal sebagai berikut :
a.       Dari sisi pengusaha/pengelola:
1.      Jujur terhadap diri sendiri, orang lain, dan terhadap tujuab yang akan dicapai.
2.      Disiplin dan berani/
3.      Menguasai bidang usaha yang digeluti.
4.      Dapat melaksanakan prinsip manajemen dengan baik.
b. Dari sisi produk
a. memiliki keunggulan yang berarti bagi konsumen, apakah dari segi harga, kualitas produk, prestise, manfaat dan sebagainya.
b. Didukung oleh promosi yang efektif kepada public.
b. Kegagalan Wirausaha
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam berwirausaha antara lain :
1.      Tak ada perencanaan yang matang.
2.      Bakat yang tidak cocok.
3.      Kurang pengalaman.
4.      Tak punya semangat berwirausaha.
5.      Kurang modal.
6.      Lemahnya pemasaran.
7.      Tak punya etos kerja yang tinggi.








BAB II
KISAH SUKSES WIRAUSAHAWAN
1.      Rangga Umara (Lele Lela)
https://lh4.googleusercontent.com/BIBJ_VJblDG4wajKJtcZKPbnwadV8PEiqGYoN06f6ozwauNXJG1kwcVbIgFWAGFAMJCjZAYg7mvCAfc48EbJSR-pjUwpgLwEVOGdOM5-xbAATpoRybsUL7IINyM1zAX70n_IiEAK
Rangga, pemilik bisnis rumah makan Lele Lela membidik pasar kuliner dengan bahan dasar lele dengan asumsi ketersediaan lele sangat mudah di dapat dan harganya cukup terjangkau. Hal inilah yang membuat Rangga memulai bisnis ini hingga akhirnya sukses di bidang kuliner.

Rangga memulai bisnis kuliner ini setelah ia terkena PHK oleh tempat kerjanya saat itu. Karena merasa bingung, bagaimana cara mendapatkan penghasilan lagi, akhirnya Rangga memberanikan diri untuk menjual aset tersisa yang dimiliki untuk memulai bisnis kuliner. Pada awalnya, Rangga mengalami kegagalan, namun itu tidak membuatnya patah semangat.

Sambil mencari lokasi bisnis yang lebih strategis, Rangga mencoba mencari menu andalan yang bisa dijual pada bisnis kuliner berikutnya. Berbekal pengalaman  tentang menu favoritnya selama berkuliah yaitu pecel lele yang memiliki harga cukup terjangkau dan rasa yang nikmat, Rangga mulai menekuni bisnis kuliner Lele Lela.

Lele Lela adalah bisnis kuliner kedua yang ia buka setelah mengalami kegagalan. Namun, tidak sampai di situ, Rangga juga mendapatkan beberapa masalah bisnis yang harus dia hadapi seperti konsumen yang lebih suka ayam daripada lele. Berbekal dari kegagalan yang ia dapatkan di bisnis pertamanya, Rangga mencoba menjadi lebih semangat dan tidak putus asa. Ia melakukan beberapa eksperimen dengan masakan berbahan dasar lele dan mencoba menawarkan lagi di warungnya. Tidak disangka, hasil percobaannya kali ini sukses, dan resep-resep varian lele nya bisa diterima dengan baik oleh konsumen.

Rintangan kedua datang dari pemilik warung yang menaikkan sewanya menjadi Rp2 juta/bulan. Hal ini membuat Rangga kewalahan dalam mengatur keuangan. Ia harus membagi pendapatannya dengan membayar sewa tempat serta menggaji 3 karyawannya. Selain itu, di saat yang bersamaan ia juga harus membayar utangnya pada rentenir sebesar Rp5 juta. Semua rintangan  bisnis ini dihadapi Rangga dengan baik dan justru menaikkan mental bisnisnya, sehingga berhasil memasarkan Lele Lela. Kini rumah makan Lele Lela telah memiliki 27 cabang di beberapa kota besar dengan omzet Rp1,8 miliar/bulan di masing-masing cabang.




































2.      Agus Pramono (Ayam Bakar Mas Mono)
https://lh5.googleusercontent.com/OJ4C1AtCsHkBsg3Jcs2pT2oOwtc3AgGR9UsL16GigbRV6_m0m12TTkK3I9GWKrU9XBVTttIBwIpkVq6NNYHRaIPNU9SFU1aRxf6MFfBY1s1GtQCbu0tiro6iZbC8LHuB3aDim_aE
Kisah sukses berikutnya datang dari pemilik nama Agus Pramono yang berjaya dengan produknya Ayam Bakar Mas Mono. Sebelum memiliki bisnis kuliner ini, Agus pernah menjadi seorang sales, office boy, hingga tukang gorengan. Saat mas Mono menjadi seorang office boy, ia menerima tamparan keras ketika bapaknya di desa meninggal, dan ia tidak bisa pulang karena tak ada uang, dari situlah ia memutuskan keluar dari pekerjaannya dan memutuskan untuk berjualan gorengan dengan keuntungan Rp15 ribu per hari. Mengingat banyaknya kebutuhan untuk sewa lahan yang harus dibayar, mas Mono khirnya memutuskan untuk menjual ayam bakar dengan asumsi keuntungan ayam bakar lebih besar daripada gorengan.
Hingga pada tahun 2011, langkah Agus memulai bisnis kuliner tidak diragukan lagi. Pria yang akrab dipanggil Mas Mono ini terbilang sukses menjalankan bisnis ayam bakarnya yang hingga kini dikenal dengan nama Ayam Bakar Mas Mono. Pada awalnya, ia hanya berhasil menjual 5 ekor per hari, dan kini meningkat menjadi 80 ekor per hari.
Namun, perjalanan mas Mono tidak semulus yang ia harapkan, ia pun mengalami kendala penggusuran ketika bisnisnya mulai sukses. Karena ia harus terus menjalankan bisnisnua dan menghidupi 6 karyawannya, mas Mono akhirnya menyewa tempat baru di kawasan Tebet yang sayangnya kurang strategis.Kendala ini membuat mas Mono berjuang dari awal lagi dan gigih berpromosi untuk menarik pelanggan kembali.
Tidak menunggu lama, pelan tapi pasti, bisnis mas Mono kembali seperti semula bahkan lebih besar lagi. Kini setelah 16 tahun menjalani bisnis ayam bakar, mas Mono telah memiliki lebih dari 20 cabang dengan 400 karyawan. Ia pun berhasil mengantongi omzet puluhan juta per hari, serta memasarkan bisnis franchise-nya seharga Rp500 juta.

3.      Chairul Tanjung
Chairul Tanjung adalah seorang konglomerat sukses yang mempunyai berbagai perusahaan besar dibawah naungan CT Corp. CT Corp sendiri adalah sebuah holding company yang membawahi perusahaan-perusahaan besar seperti PT Bank Mega Tbk, Mega Finance, Trans TV, Trans7, Trans Studio, Transmart Carrefour, Detik.com, Metro Departement Store dan masih banyak lagi.
Chairul Tanjung sendiri termasuk sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dimana berdasarkan Forbes, Chairul Tanjung mempunyai kekayaan sekitar US$ 4,900,000,000 (empat miliar sembilan ratus juta dolar Amerika Serikat). Kekayaannya yang besar tersebut tidak diperoleh Chairul Tanjung dengan mudah, dia merintis bisnis dari nol sebelum mencapai kesuksesan tersebut. Berikut kisah sukses Chairul Tanjung dalam memulai bisnis dari nol.
Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada 16 Juni 1962. Ayahnya, A.G Tanjung adalah seorang wartawan sekaligus penerbit surat kabar lokal yang lumayan sukses. Tetapi karena tulisannya yang sering bersebrangan dengan orde baru, surat kabar ayahnya tersebut dibredel dan terpaksa tutup. Akibatnya ekonomi keluarga Chairul Tanjung pun berubah dari yang sebelumnya cukup berada dan tinggal di rumah yang cukup besar terpaksa pindah ke kontrakan pinggir kota yang sederhana.
Mulai Bisnis Sejak Kuliah
Keadaan ekonomi keluarga yang memburuk tidak membuat Ayah dan Ibunya tidak memperhatikan pendidikan. Ditengah kesulitan ekonomi tersebut, Chairul Tanjung lulus dari SMA Boedi Oetomo dan melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Hidup dengan uang sangat terbatas pada masa kuliah tersebut mendorong Chairul Tanjung untuk berpikir kreatif dan mencari uang sendiri. Chairul Tanjung mulai berbisnis kecil-kecilan dengan menjual buku-buku di kampusnya. Tidak puas dengan itu dia juga menerima order fotokopi untuk buku-buku kuliah dan materi kuliah dengan bantuan kenalannya yang mempunyai percetakan kecil-kecilan. Dia juga kemudian membuka usaha fotokopi di ruang kosong dibawah tangga kampusnya, walaupun dia tidak memiliki uang untuk membeli mesin fotokopi dia menemukan solusi melalui kemitraan dengan orang lain.
Serius Berbisnis
Lulus dari kuliah, Chairul Tanjung merasa bahwa dirinya lebih terpanggil untuk berbisnis dibandingkan berpraktik menjadi dokter gigi. Perjalanan bisnisnya setelah lulus kuliah tidaklah selalu mulus, percobaan pertamanya berbisnis alat kedokteran berakhir dengan kebangkrutan.
Tidak patah semangat, Chairul Tanjung terjun ke bisnis kontraktor dan mengerjakan berbagai proyek konstruksi termasuk salah satunya pembuatan pabrik/workshop peralatan berbahan dasar rotan. Tapi ditengah jalan proyek pembuatan pabrik tersebut mangkrak karena sang pemilik proyek mengalami kesulitan keuangan. Mangkraknya proyek tersebut berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dia, dan pada saat itu dia sudah kehabisan uang.
Namun, dibalik kegagalan tersebut rupanya tidak lama kemudian muncul sebuah kesempatan yang tidak diduga-duga oleh Chairul Tanjung. Dengan bermodalkan gedung pabrik yang mangkrak tersebut, Chairul Tanjung dan beberapa temannya meminjam uang ke Bank Exim sebesar Rp 150 juta untuk membuat pabrik sepatu.
Tetapi kemudian lagi-lagi nasib memberikan cobaan bagi Chairul Tanjung. Setelah pabrik selesai dan sampel produksi dikirimkan kepada beberapa calon pembeli, perusahaannya tidak mendapatkan satupun order. Ditengah kesulitan tersebut mereka tidak menyerah dan tetap berjuang, sampai akhirnya berkat usahanya tersebut mereka berhasil mendapatkan order dan dalam beberapa tahun mereka sudah bisa melayani pasar ekspor. Tetapi kemudian disaat pabrik sepatu itu tengah menikmati masa-masa suksesnya, Chairul Tanjung memiliki perbedaan pandangan dalam masalah bisnis dengan pemilik lainnya dan diapun memutuskan untuk keluar dan merintis bisnisnya sendiri.
Konglomerasi Chairul Tanjung
Keluar dari bisnis sepatu tersebut, Chairul Tanjung kemudian mendirikan Para Group pada tahun 1987. Pada tahun 1996 Para Group mengambilalih Bank Karman yang kemudian diganti namanya menjadi Bank Mega. Dibawah naungan Para Group, Bank Mega bisa bertahan dari krisis moneter tahun 1998 dan pada tahun 2001 Bank Mega melakukan penawaran publik perdana (IPO) dan menjadi perusahaan terbuka.
Pada tahun yang sama anak usaha Para Group yaitu Trans TV mulai mengudara di Indonesia, dan anak usahanya yang lain membuka Bandung Supermall dilahan seluar 3 hektar. Tidak berhenti dengan memulai dua usaha baru tersebut, pada tahun yang sama juga Para Group mengakuisisi Bank Tugu dan menggantinya namanya menjadi Bank Mega Syariah.
Chairul Tanjung terus mengembangkan Para Group menjadi salah satu konglomerasi yang mempunyai anak usaha mulai dari perbankan, asuransi, retail, property, media dan masih banyak lagi. Pada tahun 2011, Para Group berganti nama menjadi CT Corpora dan mengakusisi salah satu portal media online terbesar yaitu Detik.com.

















4.      Elang Gumilang
Elang Gumilang adalah seorang pengusaha properti kelahiran Bogor 6 April 1985 (31 tahun) yang kisah hidupnya merupakan contoh dari kisah inspiratif pengusaha Indonesia sukses membangun bisnis dari nol. Elang Gumilang telah menjadi seorang pengusaha sukses dari usia sekolah, saat duduk di bangku SMA kelas 3 dirinya mempunyai target untuk menghasilkan 10 juta rupiah untuk membiayai sendiri kuliahnya. Dengan bekal semangat tersebut, Elang mulai menjajakan donat ke sekolah-sekolah dan meraih keuntungan yang lumayan dari usaha tersebut. Namun, kedua orang tuanya kemudian mengetahuinya dan memaksanya untuk berhenti berjualan donat karena UN yang sudah dekat.
Lulus dari UN dan tamat SMA, Elang berhasil masuk ke Fakultas Ekonomi IPB tanpa tes. Memasuki kuliah semangat wirausaha Elang muncul lagi dengan bermodal uang sejuta ia kembali berniat untuk bisnis. Awalnya ia berjualan sepatu dan mampu menangguk untung 3 juta, kemudian berganti menyuplai lampu neon fakultas. Bermodal surat dari kampus, ia melobi perusahaan lampu Philips untuk mensuplai lampu neon di kampusnya. “Alhamdulillah untuk setiap pembelian saya untung 15 juta rupiah,” ucapnya bangga. Namun bisnis lampu perputarannya uangnya sangat lambat, Elang kemudian beralih ke bisnis minyak goreng yang mempunyai perputaran cepat.
Bisnis minyak goreng yang ditekuninya memang mempunyai perputaran cepat namun menggunakan tenaga dan waktu yang tidak sedikit sehingga mengganggu kuliah. Akhirnya Elang berhenti dari bisnis minyak goreng. Ia kemudian memikirkan bisnis yang tak menggunakan otot. Ia bertukar pikiran dengan dosen dan beberapa pengusaha lokal. Alhasil tercetuslah bisnis lembaga kursus bahasa Inggris di kampusnya. Elang menggunakan tenaga pengajar langsung dari luar negeri sehingga kampus mempercayakan lembaga milik Elang tersebut sebagai mitra. Karena bisnis kursus ini tak menggunakan otot, Elang kemudian menggunakan waktu luangnya untuk menjadi pemasar perumahan.
Dengan keberhasilan bisnis-bisnis sebelumnya tersebut, Elang sudah mempunyai hidup yang berkecukupan sebelum terjun ke bisnis properti.  Dia sudah punya mobil dan rumah sendiri padahal masih kuliah semester 6 tetapi Elang merasa ada yang kurang. Setelah melewati masa pencarian jawaban tersebut, Elang Gumilang pun terjun ke bisnis properti yang fokus kepada masyarakat berpenghasilan rendah seperti pedagang, buruh, dan masyarakat yang tidak mempunyai akses perbankan.
Modal pertamanya sebesar Rp 340 juta. Hasil meminjam dari kerabat, teman dan dosen. Dengan uang sejumlah itu, Elang bisa membangun hunian tempat berlindung para pedagang, rekan mahasiswa maupun masyarakat lain yang tak memiliki akses perbankan. Harga rumah yang dijualnya saat itu, sekitar Rp 22 juta-Rp 40 juta per unit. Uang muka yang dikenakan hanya Rp 1,2 juta dengan cicilan per bulan sekitar Rp 89 ribu. Jumlah nilai yang saat ini tak ada artinya. Di saat pengembang lain berjibaku meraup marjin keuntungan maksimal, Elang justru berlaku sebaliknya.
Sukses penjualan Gemilang Property Griya Salak Endah I menyisakan kisah serupa pada sejumlah portofolio berikutnya. Hingga enam tahun usia bisnisnya di sektor properti, Elang telah mengembangkan tiga belas (13) perumahan. Di antaranya Gemilang Property Griya Salak Endah I-III, Gemilang Property Griya PGRI Ciampea Endah, Gemilang Property Citayam, Gemilang Property Cilebut, Gemilang Property Lido dan yang teranyar di kawasan Cifor, Bogor Barat. Kisaran harga mulai dari Rp 88 juta-Rp 1 miliar. Dari rentang harga ini dapat diambil kesimpulan bahwa semua kelas memberikan kesempatan kepadanya untuk berkembang.
Saat ini Elang Gumilang telah mempunyai bisnis dengan omzet sebesar Rp55-56 triliun dan meraih berbagai penghargaan yang bergengsi. Elang Group yang fokus kepada properti untuk masyarakat berpenghasilan rendah pun telah melebarkan sayap usahanya ke bisnis properti komersial. Dari kisah hidupnya tersebut tidak berlebihan jika Elang Gumilang masuk dalam daftar kisah inspiratif pengusaha Indonesia sukses membangun bisnis dari nol.




5.      Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti
Perempuan kelahiran 1965 mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI di bawah Presiden Jokowi ini adalah seorang pengusaha yang terkenal tegas. Ia merintis bisnisnya di bidang perikanan dan kemudian maskapai penerbangan dari nol.
Setelah memilih untuk berhenti sekolah sebelum lulus SMA, ia memulai usahanya sebagai pedagang pakaian dan bed cover. Setelah melihat potensi wilayah tempat tinggalnya, Pangandaran, sebagai penghasil ikan, Susi lantas memanfaatkannya sebagai peluang bisnis dan beralih ke usaha perikanan.
Dengan modal hanya Rp750 ribu hasil dari menjual perhiasannya, ia mulai membeli ikan dari tempat pelelangan dan memasarkannya ke sejumlah restoran. Setelah sempat tersendat, bisnis Susi akhirnya berhasil menguasai bursa pelelangan ikan di Pangandaran dan bahkan kemudian merambah ke ekspor ikan dan lobster.
Bisnis maskapai penerbangannya juga berawal dari bisnis perikanan tersebut. Untuk mengatasi masalah pengiriman ikan yang lambat apabila lewat darat atau laut, Susi membeli sebuah pesawat dari pinjaman bank untuk pengangkutan produk lautnya, yang kemudian berkembang menjadi armada maskapai penerbangan Susi Air yang melayani rute pedalaman dan carter.



6.      Sukyanti Nugroho (Es Teller 77)
es teler 77.jpg
Awalnya Es Teller 77 adalah warung makan biasa dan sederhana. Dengan mengandalkan kemampuan memasak Ibu Mertuanya yang dikatakan paling enak untuk masakan Indonesia Sukyanti Nugroho memberanikan untuk membuka usaha warung makan Es Teler 77.
Dengan mempertahankan berbagai macam menu makanan tradisional khas indonesia Es Teler 77 akhirnya berkembang pesat dan tersebar luas di Indonesia dan telah banyak berada di mall-mall besar di Indonesia.
Tidak seperti Bumbu Desa yang fokus kepada makanan khas sunda. Es Teler 77 lebih ke makanan masakan rumah yang sering Anda temukan di rumah. Seperti sayur asam dan tumis kangkung.
Es Teler 77 sendiri sudah berdiri lebih dari 30 tahun. Di resmikan pada tanggal 7 Juli 1982 sosok utama dibalik kesuksesan Es Teller 77 ini sekaligus yang menginspirasi Sukyanti adalah Ibu Muniarti yang mendapatkan predikat terbaik saat mengikuti lomba meracik Es Teler.
Dibantu oleh kedua mertuanya yaitu Ibu Muniarti sendiri beserta suami Trisno Budijanto dan istrinya Yeni Setiawan Widjaja, Sukyanto berhasil membuat Es Teler 77 menjadi salah satu usaha tempat makan dengan jumlah cabang waralaba terbesar.
Saat ini Es Teler telah tersebar sampai New Delhi, Melbourne Australia, Malaysia, dan Singapura.
Walaupun kesannya sederhana dan banyak yang pesimis terhadap perkembangan usaha kuliner yang mengandalkan makanan tradisional sebagai menu utama.

7.      Frank Wang
Frank Wang- Paper.id
Profil wirausahawan sukses selanjutnya masih berasal dari China yang bernama Frank Wang. Pria kelahiran 1980 ini memiliki kekayaan bersih mencapai 9,1 miliar dollar dan termasuk ke dalam salah satu dari 100 orang paling kaya di dalam dunia teknologi. Bahkan, pada tahun 2017 lalu, kekayaannya di China hanya kalah dari pemilik Alibaba, yakni Jack Ma yang memutuskan pensiun dari raksasa e-commerce, Alibaba.
Aset harta yang dimiliki oleh Wang diraih dari perusahaan yang ia buat, yaitu DJI Technologi. Perusahaan tersebut berfokus di bidang teknologi, tepatnya pesawat tanpa awak atau biasa dikenal sebagai drone. Kecintaannya terhadap benda tersebut bermula sejak ia berusia 16 tahun. Kala itu, Frank mendapatkan kado pesawat terbang remote control dari kedua orang tuanya karena ia berhasil meraih nilai memuaskan ketika berada di bangku sekolah.
Semenjak saat itu, ia langsung tertarik dan mendalami bidang teknologi. Salah satu bentuk ketertarikannya adalah dengan mengambil jurusan science and technology dan master of science di universitas terkemuka di Hongkong. Dalam salah satu tugas, pria yang kini telah berusia 38 tahun tersebut membuat projek pesawat tanpa awak. Walaupun tidak mendapatkan nilai yang bagus, faktanya drone tersebut malah laku terjual dengan harga yang besar.
Frank menceritakan jika modal dari pembuatan drone pertama itu hanya sekitar 2000 dollar namun ia mampu menjualnya tiga kali lipat lebih mahal atau sekitar 6000 dollar. Selepas produk pertamanya tersebut terjual, Frank mendirikan JDI Technology dan merebut pangsa pasar 70% di seluruh dunia hingga saat ini.

8.      Lanny Siswadi
Lanny Siswadi adalah salah satu pengusaha wanita tersukses di Indonesia. Dirinya lahir di Madiun, Jawa Timur tahun 1958 silam. Bisnis yang dijalankan adalah kuliner. Terutama berbentuk sambal.
Awal kisahnya dimulai dari kepindahannya dari Madiun ke Surabaya. Perpindahan tempat tinggal ini disebabkan oleh situasi yang kurang kondusif di daerahnya. Tepatnya, ketika kotanya didera pemberontakan PKI masa lampau.
Lanny yang sejatinya masih duduk di bangku SD kelas 4 akhirnya memutuskan berhenti dan pindah ke Surabaya. Perjalanan hidupnya cukup panjang. Sampai akhirnya dirinya dewasa dan menikah dengan Rudy Siswadi.
Permulaan bisnis yang membawanya meraih kesuksesan ini diawali dari hal yang kreatif. Bisa dibilang tidak disengaja. Yakni ketika mengulek sambal.
Lanny membuat sambal dengan campuran ikan hasil tangkapan suaminya. Rasanya begitu nikmat, dan ternyata diminati oleh banyak orang. Inovasi inilah yang menjadi cikal bakal munculnya sambal bu Rudy yang melegenda di kota pahlawan. Bahkan, wajah dari Lanny Siswadi ini terpampang di sambal legendaris bu Rudy. Tepatnya di kota pahlawan.
Cita rasa yang enak dari sambal ini mulai dikenal oleh masyarakat, dan terus meluas dari mulut ke mulut. Sampai akhirnya, Lanny memperluas bisnisnya dengan membuka usaha kuliner pecel Madiun dengan menu andalan nasi sambal udang.
Kepopulerannya semakin terlihat, memberikan kesempatan lebih luas untuk memperlebar cakupan usahanya. Akhirnya, Lanny juga membuka usaha yang berhubungan dengan camilan dan oleh-oleh.
Bisnis kuliner dan sambal bu Rudy inilah yang kemudian menjadi titik awal kesuksesannya. Menariknya, omzet jualannya sampai ratusan juga perbulannya. Tak heran jika dirinya menjadi salah satu pengusaha kuliner yang sukses di nusantara.
Kunci utama dari kesuksesan pengusaha sukses di Indonesia ini adalah inovasi dan strategi marketing. Memang strategi marketingnya ini tidak semodern sekarang, tetapi dampaknya sangatlah besar.
Terbukti jika strategi marketing yang tidak pernah dipelajari di bangku SD ini berhasil. Yang terpenting, promosi dari mulut ke mulut ini berhasil sampai akhirnya membawanya menjadi salah satu yang terbaik dengan nilai kekayaan yang cukup besar.


















9.      Achmad Zaky (Bukalapak)
Siapa belum kenal dengan Achmad Zaky? Sebagai informasi nih ya, pria ini adalah sosok di balik nama besar Bukalapak. Selain pendiri, Zaky adalah CEO perusahaan tersebut.
Bukalapak merupakan salah satu e-commerce yang bertujuan untuk memberdayakan para pengusaha kecil dan menengah Indonesia agar dapat menjual produknya dengan cara yang lebih mudah yaitu lewat online.
Kini Bukalapak telah menjadi salah satu e-commerce yang paling berkembang di Asia Tenggara dengan pertumbuhan penjualan mencapai 20 persen per bulan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. Bukalapak juga telah berhasil menjadi marketplace yang mampu mengumpulkan kelompok penjual di Indonesia hingga lebih dari 150 ribu pelapak, 25 ribu seller dan 60 ribu user.
Semua kesuksesan itu tentu saja berkat kerja keras sang Founder, Achmad Zaky yang harus jatuh bangun dalam mengembangkan Bukalapak hingga besar seperti sekarang.
Achmad Zaky merupakan lulusan Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung. Pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 ini sudah mulai tertarik dengan dunia teknologi sejak masih berada di bangku sekolah dasar.
Semua bermula sejak Achmad Zaky mendapatkan hadiah sebuah komputer serta buku pemrograman komputer dari pamannya di tahun 1997. Ketika itu, usianya masih 11 tahun. Tak disangka, Zaky ternyata memiliki ketertarikan dan minat yang cukup tinggi di dunia komputer dan pemrograman komputer.
Ketertarikan itu ternyata terus berlanjut hingga mengenyam pendidikan di bangku SMA. Hal itu dibuktikan saat ia memenangkan kejuaraan olimpiade sains nasional (OSN) bidang komputer mewakili sekolahnya di SMA Negeri 1 Solo, Jawa Tengah.
Di tahun 2004, Zaky kemudian melanjutkan studinya di jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu universitas negeri unggulan di Indonesia.
Selama mengemban ilmu di bangku kuliah, Zaky sering memenangkan kompetisi teknologi informatika tingkat nasional, seperti juara II di ajang Indosat Wireless Innovation Contest tahun 2007. Kala itu, dia membuat software (perangkat lunak) MobiSurveyor untuk digunakan dalam perhitungan cepat survei pemilihan umum.
Gak cuma itu aja, ia juga mendapatkan Merit Award pada kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards) di tahun 2008.
Prestasi yang diraihnya mengantarkan Zaky untuk mendapatkan beasiswa studi ke Oregon State University, Amerika Serikat di tahun 2008 dan berlangsung selama dua bulan. Sebenarnya, sebelum masuk kuliah di ITB, tujuan Zaky cukup sederhana, yaitu memperoleh ijazah, lantas mendapatkan pekerjaan bagus dengan gaji yang besar.
Namun, seiring berjalannya waktu, ia justru mengalami perubahan cara berpikir. Ditambah lagi dengan banyaknya lulusan ITB yang menjadi pengusaha sukses seperti Aburizal Bakrie dan Arifin Panigoro.
Ya, setelah lulus ITB memang hanya dua pilihan, yaitu bekerja di perusahaan besar atau mendirikan perusahaan sendiri. Usai lulus kuliah, Zaky pun mulai berpikir untuk membangun usaha sendiri yang masih berhubungan dengan informatika.
Pria berusia 31 tahun ini pun akhirnya mendirikan sebuah perusahaan jasa konsultasi teknologi yang bernama Suitmedia. Suitmedia pun berkembang dengan sangat pesat, hingga akhirnya ia mendirikan Bukalapak. Sejak saat itu, Zaky memutuskan untuk fokus membangun Bukalapak hingga menjadi online marketplace terpercaya yang kini dikenal banyak orang.
Dalam membangun bisnisnya, Achmad Zaky sempat berpikir untuk mendirikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. Ia lalu berpikir untuk mendirikan situs yang bisa memfasilitasi penjual dan pembeli.
Apalagi, saat itu, situs serupa di Indonesia masih sangat sedikit. Itulah yang membuat Zaky kemudian mendirikan Bukalapak di tahun 2010. Di awal berdirinya Bukalapak hanya ada tiga orang yang terlibat. Achmad Zaky gencar mengajak para pedagang untuk bergabung di Bukalapak di sela-sela pekerjaannya di Suitmedia.
Tak mudah mengajak orang untuk berjualan di Bukalapak, ditambah lagi saat itu internet belum seperti saat ini. Padahal untuk jualan di Bukalapak tidak dipungut biaya alias gratis.
Kebanyakan para pedagang tidak mau ribet berjualan lewat internet karena merasa jualan via offline sudah cukup. Zaky pun sampai turun langsung untuk mengajak orang-orang yang berjualan di mall untuk juga berjualan di Bukalapak.
Nah, yang menjadi tantangan terberat adalah masalah kepercayaan terhadap e-commerce, karena kebanyakan orang takut tertipu. Namun, Zaky tak mudah putus asa, ia terus berusaha meyakinkan para pengusaha terutama para pelaku UKM untuk mau berjualan di internet. Salah satu caranya adalah dengan memberikan edukasi kepada para seller.
Kala itu Bukalapak sering membuat kisah sukses seller dan menyebarkannya ke Twitter. Tujuannya, untuk mengedukasi seller lain agar menjadi seller terpercaya. Setelah beberapa lama, akhirnya kian banyak penjual offline yang mencoba berjualan di Bukalapak. Kebanyakan dari mereka adalah para pedagang yang penghasilan dari usaha offline-nya tidak terlalu besar dan berharap dapat menambah penghasilan dengan berjualan di Bukalapak.
Achmad Zaky bersama tim juga dengan gencar mendekati komunitas untuk menggunakan Bukalapak. Usaha dan perjuangannya pun membuahkan hasil. Semakin lama jumlah pedagang yang berjualan semakin banyak, diikuti dengan semakin banyaknya pengunjung website. Para pedagang yang awalnya ragu berjualan di Bukalapak mulai merasakan penghasilan mereka meningkat.
Dalam kurun waktu tiga tahun, Bukalapak mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan memiliki 150 penjual dengan produk jualan beragam, mulai dari elektronik, makanan hingga fashion.
Jika saat awal mendirikan Bukalapak, Achmad Zaky harus merogoh bujet dari kantongnya sendiri. Kini Bukalapak mendapatkan pendanaan dari beberapa investor seperti Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group).






10.  Gibran Rakabuming
Saat ini nama Gibran Rakabuming mungkin sudah dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, di luar fakta bahwa ayahnya, Joko Widodo, adalah seorang presiden negara republik Indonesia. Gibran adalah pemilik sebuah bisnis di bidang catering dan wedding organizer dengan nama Chili Pari.
Sebelum menjabat menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI jakarta, dan akhirnya Presiden RI, ayahnya, Joko Widodo merupakan pengusaha mebel. Namun, Gibran memilih untuk merintis usaha sendiri tanpa campur tangan ayahnya. Ia memulai usahanya dengan mengajukan pinjaman ke bank untuk modal.
Meski sempat ditolak beberapa kali, akhirnya ia mendapatkan persetujuan dari salah satu bank dan dengan modal pinjaman tersebut ia pun memulai Chili Pari dengan melayani pesanan partai kecil. Berkat kemampuan dan keuletannya sendiri, sekarang Chili Pari sudah banyak menangani order besar dengan jumlah tamu hingga ribuan orang dan usaha Gibran pun semakin berkembang.







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya  adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdoa. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya rhido dari Tuhan Yang Maha Esa.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang kami paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal dunia kewirausahaaan .Kami  menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu  masih belum  sesuai apa yang di harapkan,untuk itu kami  berharap masukan yang lebih banyak lagi dari guru pembimbing dan teman – teman semua.

           













Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Source Code Web Sekolah LENGKAP

Software Desain Grafis yang Wajib Kamu Tahu

Pengalaman Singkat Mengenal Internet